Selasa, 01 Desember 2009

Air Minum Dalam Kemasan

AMDK (Air Minum Dalam Kemasan)

Air minum kemasan atau dengan istilah AMDK (Air Minum Dalam Kemasan), merupakan air minum yang siap di konsumsi secara langsung tanpa harus melalui proses pemanasan terlebih dahulu.

Air minum dalam kemasan merupakan air yang dikemas dalam berbagai bentuk wadah 19 ltr atau 5 galon , 1500 ml / 600 ml ( bottle), 240 ml /220 ml (cup).

Air kemasan diproses dalam beberapa tahap baik menggunakan proses pemurnian air (Reverse Osmosis / Tanpa Mineral) maupun proses biasa Water treatment processing (Mineral), dimana sumber air yang digunakan untuk Air kemasan mineral berasal dari mata air pengunungan, Untuk Air kemasan Non mineral biasanya dapat juga digunakan dengan sumber mata air tanah / mata air pengunungan.

Proses Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) harus melalui proses tahapan baik secara klinis maupun secara hukum, secara higines klinis biasanya disahkan menurut peraturan pemerintah memalui Departemen Badan Balai Pengawasan Obat Dan Makanan ( Badan POM RI) baik dari segi kimia, fisika, microbiologi, dll. Tahapan secara hukum biasanya melalui proses pengukuhan merek dagang, hak paten, sertifikasi dan asosiasi yang mana keseluruhannya mengacu pada peraturan pemerintah melalui DEPERINDAG, Untuk SNI (Standar Nasional Indonesia), Merek Dagang dll. Untuk masalah air kemasan tentang Hak Cipta, Hak Paten Merek dll biasanya melalui instansi DEPARTEMEN KEHAKIMAN untuk pengurusan paten merek jenis barang dll.

AMDK harus memenuhi standar nasional (SNI dengan kode SNI No.01-3553-1996) tentang standar baku mutu air dalam kemasan, serta MD yang dikeluarkan oleh BPOM RI yang merupakan standar baku kimia, fisika, mikrobiologis. Serta banyak lagi persyaratan yang harus dipenuhi agar AMDK itu layak dikonsumsi dan aman bagi kesehatan manusia.

Adapun proses Pengolahan air untuk menjadikan air siap dikemas dan dipasarkan secara umum, ada beberapa proses yang harus dilalui antara lain :

  1. Proses Water Treatment System
  2. Proses Water Sterlisasi
  3. Proses Quality Control System
  4. Proses Pengemasan ( Gallon, Bottle, Cup, dll)
  5. Proses Pengepakan
  6. Proses Distribusi (Anonim, 2009c).

Bahkan secara tegas sekarang pemerintah mewajibkan menerapkan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) wajib memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Hal itu tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian (Menperin) Nomor 69 Tahun 2009 tentang Pemberlakuan SNI (AMDK) secara wajib, yang ditandatangani pada 3 Juli 2009 oleh Menperin Fahmi Idris. "Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada. Menperin menetapkan dalam pelaksanaanya produsen AMDK harus menetapkan SNI dan memiliki SPPT- SNI.

Selain itu, mereka juga diwajibkan membubuhkan tanda SNI AMDK pada setiap produk kemasan dan atau label serta membubuhkan tulisan air mineral atau air demineral pada setiap kemasan dan atau label (Anonim, 2009d).

Mikroba Pencemar Air

Mikroba mampu hidup hampir di semua tempat dan keadaan serta bertahan dalam berbagai keadaaan linkungan baik pada suhu, tekanan, pH, tingkat osmosis (larutan gula dan garam) serta kadar air yang ekstrim (Winarno, 1994).

Mikroba bersifat mikroskopis, begitu kecilnya sehingga tidak terlihat oleh mata telanjang, mikroba terdiri dari berbagai jenis, tetapi dalam proses pengendalian mutu dan pemeriksaan air hanya dipusatkan pada satu jenis mikroba dan satu parameter lain yaitu ALT (Angka Lempeng Total).

Berbagai bakteri patogen seringkali ditularkan melalui air yang tercemar sehingga dapat menularkn penyakit pada manusia maupun hewan. Bakteri biasanya terdapat dalam saluran pencernaan dan mencemari air melalui tinja (Lay, 1994)

Bakteri adalah makhluk bersel tunggal, tanpa inti dan dapat memperbanyak diri dg cara pembelahan sel. Bakteri dalam jumlah yang sangat besardapat menyebabkan makanan menjadi busuk serta efek-efek lain yg tidak diinginkan. Contoh bakteri yg tergolong pathogen adalah coliform, campylobacter, dan salmonella (Winarno, 1994).

1. Bakteri coliform




Gambar.10 B.coli (Widiyanti, 2004)

Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting kualitas air minum. Kelompok bakteri coliform terdiri atas Escherichia coli, Enterobacter aerogenes, Citrobacter fruendii, dan bakteri lainnya. Meskipun jenis bakteri ini tidak menimbulkan penyakit tertentu secara langsung, keberadaannya di dalam air minum menunjukkan tingkat sanitai rendah. Oleh karena itu, air minum harus bebas dari semua jenis coliform. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, semakin tinggi pula resiko kehadirn bakteri-bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran manusia dan hewan. Salah satu contoh bakteri pathogen yang kemungkinan terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau heewan berdarah panas adalahn shigella, yaitu mikroba penyebab gejala diare, demam, kram perut, dan muntah-muntah (Official Chemical Method, 1979).

Bakteri coliform dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu faecal coliform dan non-faecal coliform. Escherichia coli adalah bagian dari faecal coliform. Keberadaan E.coli dalam air dapat menjadi indikator adanya pencemaran air oleh tinja. E.coli digunakan sebagai indicator pemeriksaan kualitas bakteriologis secara universal dalam analisis dengan alasan : a). E.coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan manusia (sebagai flora normal) atau hewan mamalia, atau bahan yang telah terkontaminasi dengan tinja manusia atau hewan; b) E.coli mudah diperiksa di laboratorium dan sensitivitasnya tinggi jika pemeriksaan dilakukan dengan benar; c) bila dalam iar teseut ditemukan E.coli, maka air tersebut dianggap berbahaya bagi pengguna domestic; d) Ada kemungkinan bakteri enterik pathogen yang alin dapat ditemukan bersama-sama dengan E.coli dalam air tersebut (Tim Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa FK UNDIP, 2006).

Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fecal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fecal menjadi indicator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri pathogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana, daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri coliform adalah, Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes. Jadi, coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas air semakin baik (Friedheim, 2001).

2. Salmonella

Salmonella

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:

Bakteria

Filum:

Proteobakteria

Kelas:

Gamma

Proteobakteria

Ordo:

Enterobakteriales

Famili:

Enterobakteriakceae

Genus:

Salmonella

Spesies

S. bongori

S. enterica

Gambar.11 Salmonella (Anonim, 2009e)

Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida. Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi (Anonim, 2009e).

Ciri-ciri dari mikoorganisme ini adalah :

· Batang pendek dan tidak berkalus

· Merupakan gram negatif dan tidak berspora

· Mempunyai flagel yng umunya peritrik sehingga dapat bergerak aktif.

· Dapat memfermentasikan laktosa dan sukrosa

· Hidup dalam darah dan usus binatang, Salmonella thyposa hanya terdapat pada manusia.

· Reservoir utama bagi Salmonella ialah saluran pencernaan banyak heawan seperti burung, hewan ternak, Reptilia, dan manusia.

Orang terinfeksi karena kemasukan makanan atau minumn yang terkontaminas. Atas dasar perbedaan serologi dalam dinding lipo polisakarida, terdapat ratusan stereotype salmonella yang berlainan. Pada mulanya, salmonella diberi nama berdasarkan penyakit yang ditimbulkannya. Kemudian setelah diketahui beberapa tipe antigen, system tata nama dikembangkan dan member nama setiap antigen baru sesuai dengan daerah, geografis dari tempat isolasinya. Karena itu kita kenal nama seperti : S. typhi, S. cholearaesius. S. mineapolis. S. Richmond, dll. Diantar jenis jenis salmonella yang paling sering menyebabkan infeksi makanan adalah S. typhimurium, S. Newport, dan S. enteritidis. Akan tetapi jenis mana saja yang dari ratusan jenis salmonella mungkin menyebakan gastroenteritis pada manusia. Istilah yang digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh anggota warga salmonella dikenal dengan istilah Salmonelosis (Volk nd Wheeler, 1990).

Beberapa jenis penyakit yang disebakan infeksi Salmonella

a. Salmonella typhii : demam tifus

Sesudah masa inkubasi 1-3 minggu setelah masuknya organism ini, terjadi peradangan pada usus kecil, diikuti invasi simpul limfa didaerah tersbut. Dari system limfa ia memasuki darah dan menginfeksi berbagai organ dan jaringan meliputi hati, ginjal, limfa dan sumsum tulang, kantung empedu, dan kadang-kadang jantung.

Amfisilin dan kloramfenikol adalah antibiotika yang paling banyak digunakan untuk mengobati demam tifus. Pasien yang hampir sembuh semua berkemungkinan masih bisapembawa untuk jangka waktu yang lama, dan untuk menghilangkan organism tersebut dari merekakadang sangat sukar.

b. Gastroenteritis Salmonella

Gastroenteritis disertai diare merupakan tipe infeksi Salmonella yang paling umum. Infeksi ini bisa disebabkan oleh berbagai stereotip Salmonella. Dalam rata-rata kasus, gejala ini terjadi 10 - 28 hari setelah masuknya makanan yang terkontaminasi, sakit kepala, sakit perut, mau muntah dan diare berlangsung 2 sampai 4 hari.

Dan berbagai penelitian diketahui bahwa Salmonella yang menyebabkan ganguan saluran pencernaan memproduksi enterotoksin yang sama dengan LT E. coli enterotoksigen dan koleragen Vibrio cholera. Akan tetapi jumlah toksin yang dihasilkan sedikit, kecuali bila gejalanya luar biasa hebat.

c. Septisemia Salmonella

Septisemia yang disebabkan Salmonella adalah infeksi darah yang tiba-tiba muncul hebat dan tidak melibatkan saluran pencernaan. Kebanyakan kasus disebabkan S. Choleraeius, hal ini ditandai dengan luka di seluruh tubuh. Pneumonia, asteomilitus, atau meningitis juga mungkin diakibatkan oleh infeksi semacam itu. Osteomilitis Salmonella paling banyak dijumpai pada orang-orang yang menderita anemia sel sabit.

3. Angka Lempeng Total (ALT)

Uji Angka Lempeng Total (ALT) dilakukan untuk menentukan jumlah atau angka bakteri aerob mesofil yang mungkin mencemari suatu produk, baik itu makanan-minuman, obat tradisional ataupun kosmetika. Media yang digunakan untuk uji ALT adalah PCA (Plate Count Agar) yang mengandung ekstrak khamir, kasein, glukosa, agar dan air suling sehingga merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri aerob mesofil. Masa inkubasi dilakukan pada suhu 370C yang merupakan suhu optimum bagi pertumbuhan bakteri aerob mesofil dengan membalik cawan petri yang berisi biakan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari jatuhnya butiran air hasil pengembunan disebabkan suhu inkubator. Apabila sampai terdapat air yang jatuh maka akan merusak pembacaan angka lempeng total dari sampel yang diuji. Selain itu air adalah media yang baik untuk pertumbuhan bakteri sehingga akan menunjang pertumbuhan bakteri dan menyebabkan hasil pengujian tidak lagi akurat. Cara inokulasi yang dipilih adalah cara tuang, dimana hal ini dimaksudkan untuk melihat pertumbuhan bakteri aerob mesofil, yang membutuhkan oksigen dalam pertumbuhannya, sehingga akan teramati bahwa pertumbuhan bakteri aerob mesofil tersebut akan berada di lempeng agar, karena pertumbuhannya yang mencari oksigen. Oleh karena itu, pada pengamatan angka lempeng total ini, dicari koloni bakteri yang tumbuh di lempeng agar.

Media PCA yang digunakan untuk uji ALT ini terlebih dahulu ditambahkan TTC 0.5 % (trifeniltetrazolium klorida). TTC ini berfungsi untuk membedakan koloni bakteri yang hendak diamati dengan cemaran yang mungkin berasal dari sisa-sisa sampel yang dapat mengganggu pengamatan koloni bakteri karena berfungsi sebagai indikator yang akan direduksi sehingga mewarnai koloni bakteri yang hendak diamati. TTC yang ditambahkan adalah 1 mL dalam 1000 mL media PCA. Dalam pengujian untuk angka lempeng total TTC sering digunakan untuk indikator koloni karena TTC dapat direduksi dengan cepat menjadi formazan yang berwarna merah dan tidak larut oleh kebanyakan bakteri aerob mesofil sehingga meskipun dalam medium yang keruh karena terdapat matriks sampel yang kompleks, koloni dapat terlihat jelas.

TTC dapat dibentuk dari hasil reaksi antara benzenediazonium klorida dengan benzalphenylhydrazon pada suasana basa, yang kemudian disusul oleh oksidasi pada cincin diazonium. Untuk reaksi sebaliknya maka TTC direduksi dalam suasana basa lemah menjadi formazan yang berwarna merah.


Hasil pengujian ALT untuk beberapa sampel yang diuji, seperti sampel makanan dan minuman umumnya memenuhi syarat. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang memproduksi produk tersebut sudah menerapkan Cara Pembuatan Makanan yang Baik (CPMB) (Anonim, 2009f).